Senin, 12 September 2011

Panduan Sholat Dhuha

Sholat Dhuha. Sholat Dhuha adalah shalat sunat yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Sholat Dhuha lebih dikenal dengan sholat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi : " Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang ( Sholat Dhuha ) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya " ( HR.Hakim dan Thabrani ).

Cara Melaksakan Sholat Dhuha :

Sholat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal duabelas rakaat, dilakukan secara Munfarid. Sholat Dhuha dikerjakan dengan cara berikut:

· Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram

· Membaca doa Iftitah

· Membaca surat al Fatihah

· Membaca satu surat Al quran

· Ruku' dan membaca tasbih tiga kali

· I'tidal dan membaca bacaannya

· Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali

· Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya

· Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali

· Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.

Setelah selesai, kemudian bacalah do’a sholat dhuha:

ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ‘A DHUHAA’UKA,
WAL BAHAA ‘A BAHAA’UKA,
WAL JAMAALA JAMAALUKA,
WAL QUWWATA QUWWATUKA,
WAL QUDRATA QUDRATUKA,
WAL ‘ISHMATA ‘ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FISSAMAA’I FA ANZILHU,
WA IN KAANA FIL ARDHI FA AKHRIJHU,
WA IN KAANA MU’ SIRAN FA YASSIRHU
WA IN KAANA HARAAMAN FA THAHHIRHU,
WA IN KAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU
BI HAQQI DHUHAA’IKA WA BAHAA’IKAA WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA,
AATINII MAA AATAITA ‘IBAADAKASH-SHAALIHIIN

Artinya:

Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha Mu, kecantikan ialah kecantikanMu, keindahan itu keindahanMu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaanMu, dan perlindungan itu perlindunganMu. Ya Allah, jika rizkiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika ada didalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu.Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMu yang sholeh.

Abu Hurairah r.a. berkata : Kekasihku Rasulullah saw berpesan kepada saya supaya berpuasa tiga hari setiap bulan, dan shalat dua rakaat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.(HR. Bukhari, Muslim)

Abu Dzar r.a. berkata : Nabi saw bersabda : Pada tiap pagi ada kewajiban pada tiap-tipa persendian untuk bersedekah. Dan tiap tasbih itu sedekah, dan tiap tahlil (La ilaha Illallah) itu sedekah, dan tiap tahmid itu sedekah, dan tiap takbir itu sedekah, dan menganjurkan kebaikan itu sedekah, dan mencegah kemungkaran itu sedekah, dan cukup untuk menggantikan semua itu dua raka’at sunnat dhuha.(HR. Muslim)

Aisyah r.a. berkata : Adalah Rasulullah saw shalat dhuaha empat rakaat dan kadang-kadang melebihi dari itu sekehendak Allah.(HR. Muslim)

Ummi Hani’ (Fakhitah) binti Abi Thalib r.a. berkata : Ketika tahun Fatah (yaitu pengambilan kembali kekuasaan kota Mekah) saya pergi akan menemui Nabi saw mendadak saya dapatkannya sedang mandi, dan ketika selesai mandi ia shalat dhuha delapan raka’at.(HR. Bukhari, Muslim)

Zaid bin Arqom r.a. melihat orang-orang shalat dhuha, maka ia berkata : Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain saat ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Shalat dhuha itu (Shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena muali panas tempat berbaringnya.(HR. Muslim)

Keutamaan sholat dhuha:

  • Sholat Dhuha merupakan salah satu wasiat Nabi, sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat sholat Dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)
  • Sholat Dhuha dapat mencukupi sebagai sedekah bagi tiap ruas tulang bani Adam. Dalam hadist dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Tiap pagi ada kewajiban sedekah bagi tiap ruas tulang kalian, Setiap tasbih adalah sedekah, Setiap tahmid adalah sedekah, Setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan untuk melakukan kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan semua itu dapat tercukupi dengan melakukan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim)
  • Sholat Dhuha merupakan sholatnya orang-orang yang bertaubat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumallah dalam Penjelasan Riyadush Shalihin menjelaskan bahwa sholat yang dimaksud adalah sholat Dhuha. Hadits ini juga menjelaskan bahwa waktu paling afdhol untuk melakukan sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah terik.

Wallahu alam

Soal Jawab: Shalat Dhuha, Keutamaan dan Bacaan di Dalamnya

Pertanyaan: Assalamualaikum Warohmatulloh…
Ana mau tanya tentang keutamaan Sholat Dhuha, apakah ada surat yang wajib dibaca (Wa dhuha wa laili idza…)? Atau bagaimana mohon penjelasannya. Terima kasih. Jazakumulloh khoir. Waalaikum salam warohmatulloh….

Jawaban: Segala puji bagi Allah, satu-satunya sesembahan yang berhak untuk disembah. Shalawat dan salam tidak lupa kita tujukan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabatnya serta para pengikutnya dengan baik hingga hari kiamat. Sebelumnya kami memohon maaf atas keterlambatan jawaban kami. Adapun keutamaan-keutamaan sholat Dhuha di antaranya:

1. Pertama, sholat Dhuha merupakan salah satu wasiat Nabi, dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melakukan dua rakaat sholat Dhuha dan melakukan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)

2. Kedua, sholat Dhuha dapat mencukupi sebagai sedekah bagi tiap ruas tulang bani Adam. Hal ini berdasarkan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Tiap pagi ada kewajiban sedekah bagi tiap ruas tulang kalian, Setiap tasbih adalah sedekah, Setiap tahmid adalah sedekah, Setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan untuk melakukan kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan semua itu dapat tercukupi dengan melakukan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR. Muslim)

3. Ketiga, sholat Dhuha merupakan sholatnya orang-orang yang bertaubat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah pada saat berdirinya anak unta karena teriknya matahari.” (HR. Muslim). Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumallah dalam Penjelasan Riyadush Shalihin menjelaskan bahwa sholat yang dimaksud adalah sholat Dhuha. Hadits ini juga menjelaskan bahwa waktu paling afdhol untuk melakukan sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah terik.

Mengenai surat-surat yang dibaca setelah surat Al Fatihah, maka sepanjang pengetahuan kami, tidak ada dalil-dalil yang menyatakan tentang surat-surat khusus yang dibaca pada sholat ini. Jadi, kesimpulannya adalah boleh membaca surat apapun dalam Al Quran pada sholat Dhuha. Wallahu a’lam bishshowwab.

Dibalik Salat Dhuha

Dari Abu Hurairah melalui Imam Thabrani Rasulullah saw telah bersabda, “Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang disebut pintu Dhuha. Kelak di hari kiamat, para penikmat dhuha akan diundang secara khusu. Dikatakan kepada mereka, inilah pintu masuk kalian. Masuklah dengan rahmat-Ku.”

Dari Abu Dzarr RA, dia bekata, Rasulullah SAW bersabda “Hendaklah masing2 diantara kalian setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya. Maka setiap bacaan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) adalah sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) adalah sedekah, setiap bacaan takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah sedekah, dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua rakaat salat Dhuha” (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud).

Dari Abu Buraidah bahwa Rasulullah SAW bersabda “Dalam tubuh manusia itu terdapat 360 ruas tulang. Ia diharuskan bersedekah untuk tiap ruas itu”. Para sahabat bertanya: “Siapa yang kuat melaksanakan itu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab: “Menutup dahak di masjid dengan tanah atau menyingkirkan sesuatu gangguan dari tengah jalan itu berarti sedekah, atau sekiranya mampu, cukuplah diganti dengan mengerjakan dua rakaat salat Dhuha”.

Subhanallah, betapa besarnya barokah atas sholat sunnah dhuha ini. Betapa tidak, seandainya sholat dhuha tidak ada, maka kita harus melakukan sedekah untuk setiap ruas tulang tubuh kita yang jumlahnya mencapai 360 buah. Apakah kita mampu melakukannya setiap pagi? Islam memang agama yang mudah dan tidak memberatkan umatnya. Untuk meringankan perihal bersedekah untuk 360 ruas tulang badan ini, kemudian Allah memberikan jalan yang sangat mudah dan ringan, yaitu cukup dengan melakukan sholat sunnah 2 rakaat setiap pagi. Sungguh Allah Maha Bijaksana.

Hadits-hadits di atas juga memberikan anjuran kepada kita agar senantiasa memperbanyak tasbih, tahmid, tahlil, takbir, melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.

Pentingnya sholat dhuha bagi umat muslim bukanlah hal yang diragukan dan dipertanyakan lagi. Sedemikian pentingnya sampai-sampai Allah telah bersumpah dalam beberapa ayat dalam AL Quran dengan waktu dhuha, seperti dalam surat Asy Syam. Bahkan, di dalam AL Quran juga terdapat sebuah surat yang bernama Ad Dhuha.

Yang perlu kita pahami adalah bahwa setiap kali Allah bersumpah dengan sesuatu, maka pada sesuatu tersebut tentunya terdapat rahasia yang agung dan memiliki manfaat yang besar. Maka, manakala Allah bersumpah dengan Dhuha, itu artinya banyak sekali tersimpan rahasia agung dan manfaat yang besar di dalam waktu Dhuha.

Bahkan, dalam sebuah doanya Rasulullah saw senantiasa memohon kepada Allah, “Allahumma baarik ummatii fii bukuuriha”, yang artinya adalah “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada ummatku diwaktu pagi”. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif pada waktu pagi (shubuh dan dhuha) untuk berjuang mencari rizki yang halal akan memperoleh limpahan barokah dari Allah swt. Maka dengan demikian, bagi orang-orang yang terlena dengan tidurnya hingga lupa untuk melaksanakan sholat shubuh, dan yang bermalas-malsan untuk melakukan sholat dhuha, tidak akan mendapatkan berkah pagi dari Allah swt.

Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang aktif dan bangun di waktu pagi (waktu subuh dan dhuha) untuk beribadah kepada Allah dan mencari nafkah yang halal, ia akan mendapatkan keberkahan. Sebaliknya, mereka yang terlena dalam mimpi-mimpi dan tidak sempat shalat Subuh pada waktunya, ia tidak kebagian keberkahan itu. Adapun doa yang dibaca setelah sholat dhuha adalah:

“Allâhumma innadh dhuhâ-a dhuhâ-uka wal bahâ-a bahâ-uka wal jamâla jamâluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allâhumma in kâna rizqî fis samâ-i fa anzilhu wa in kâna fil ardhi fa akhrijhu wa in kâna mu’assiran fayassirhu wa in kâna haraman fathahhirhu wa in kâna ba’îdan faqarribhu bihaqqi dhuhâ-ika wabahâ-ika wajamâlia waquwwatika waqudratika âtinî mâ âtaita min ‘ibâdikash shâlihîn.”

“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, keagungan itu adalah keagungan-Mu, keindahan itu adalah keindahan-Mu, kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, kekuasaan itu adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih diatas langit maka turunkanlah, dan jika di dalam bumi maka keluarkanlah, jika masih sukar maka mudahkanlah, jika rezekiku haram maka sucikanlah. Jika masih jauh maka dekatkanlah. Dengan kebenaran waktu dhuha-Mu dan keagungan-Mu, dengan kebenaran keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, dan perlindungan-Mu limpahkanlah kepada kami segenap apa yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh”.

Sholat Dhuha adalh salah satu jenis sholat sunnah yang terkenal sebagai sholat untuk menarik rizki. Hal ini sesuai dengan isi doa dari sholat tersebut, “Ya Allah, jika rezekiku masih diatas langit maka turunkanlah, dan jika di dalam bumi maka keluarkanlah, jika masih sukar maka mudahkanlah, jika rezekiku haram maka sucikanlah. Jika masih jauh maka dekatkanlah.”

Meskipun demikian, inti dari segala jenis ibadah adalah untuk mengabdi kepada Allah swt. Maka jangan sampai sholat dhuha ini hanya diorientasikan kepada pengejaran rizki saja, tetapi juga harus lebih mengarah kepada sebuah usaha yang dilakukan dalam rangka beribadah hanya kepada-Nya.

Waktu Sholat dhuha

JAM KERJA. Assalamu'alaikum wr. wb.
Saya berangkat kerja pk. 06:45, sedangkan jam masuk bekerja pk. 07:45. Saya ingin mengerjakan Sholat Dhuha. Jam berapa sebaiknya saya mengerjakan sholat tsb? Apakah itu artinya saya mencuri waktu / jam kerja? Apakah hal itu diperbolehkan? Terus, adakah waktu / saat2 yang paling utama untuk mengerjakan sholat dhuha? Jam brp? Mohon jawabannya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum wr. wrb.

‘Alaykumsalam wr wb
Maaf, Berkenaan dengan jam masuk kerja saudari yang bertepatan dengan waktu masuknya sholat dhuha, pada prinsipnya kembali kepada saudari sendiri (maau pilih yang mana), namun disini kami mencoba untuk memberikan beberapa solusi yang mungkin dapat dicoba:

1.Jika diperusahaan saudari berlaku waktu "BREAK TIME/COFFE TIME" (biasanya sekitar pukul 10.00-10.15), saudaridadpat menggunakan waktu itu. Namun jika tidak ada
.
2.Cobalah untuk bernegosiasi untuk meminta waktu sekitar 10 menit saja kepada atasan yang bersangkutan untuk melakukan sholat dhuha.
3.Kalau tidak diberikan juga, mungkin saudari dapat mengajukan tambahan waktu kerja sekitar 15 menit di akhir jam kerja, untuk menggantikan 10 menit yang digunakan untuk melakukan sholat dhuha tersebut.

WAKTU YANG UTAMA

Yang lebih utama, dilakukan pada saat matahari sedang terik menyengat. Barangsiapa yang melakukan shalat Dhuha setelah matahari meninggi hingga satu tombak, maka tidak mengapa. Namun jika melakukannya ketika panas matahari terik, dan sebelum mencapai waktu yang dilarang shalat, maka itu lebih utama. Zaid bin Arqam meriwayatkan: "Rasulullah SAW keluar menemui penduduk Quba di saat mereka melaksanakan sholat dhuha, lalu Rasulullah SAW, bersabda : "Sholat dhuha dilakukan apabila anak anak unta telah merasa kepanasan (karena tersengat matahari)" ( HR. Muslim & Ahmad bin Hanbal). Matahari yang bersinar pada pukul 8.00 adalah matahari yang sinarnya sudah dapat membuat anak-anak unta merasa kepanasan. Dan berdasarkan hadits di atas, maka pada waktu itulah waktu yang lebih utama melakukan sholat dhuha. Demikian, kami mohon maaf jika terdapat kekeliruan atau kekurangan. Wallahua’lam.

Waktu shalat dhuha

Asww, untuk masyarakat di Indonesia, jam berapakah shalat dhuha dapat dimulai? apakah jam 7 pagi telah masuk waktu dhuha. Saya pernah membaca bahwa afdhol shalat dhuha pkl. 09.00 sd. 11.00, namun bagi saya yang bekerja kantor jam tersebut pas padat2nya aktivitas, sedangkan bila dilakukan jam 7 pagi masih agak leluasa dan tidak perlu mencuri jam kerja untuk shalat dhuha. Untuk informasi kantor saya menerapkan waktu masuk jam kerja fleksibel sd. pkl.08.30, selewat jam itu dianggap telat, jazakallah khayr, wasww

‘alaykumsalam, Memang ada beberapa pendapat mengenai mulai masuknya waktu sholat sunnah dhuha. Ada yang mengatakan pukul 7.00, 7.30, 7.45, dan ada pula yang mengatakan mulai pukul 08.00 WIB. Dan dalam hal ini, kami lebih condong kepada pukul 7.45 WIB. Hal ini kami dasarkan pada beberapa dalil berikut: Dari Uqbah bin Amir: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang sholat pada tiga saat: (1) ketika terbit matahari sampai tinggi, (2) ketika hampir Zuhur sampai tergelincir matahari, (3) ketika matahari hampir terbenam.” [HR. Bukhari].

Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: “Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengah-tengah langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya.” [HR. Nasa’i]

Dari Ibnu Umar berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari terbenam”. [HR. Bukhari]

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”. [HR. Muslim]. Penjelasan: Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.

Berdasarkan hadits-hadits di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat, yaitu: Pertama, sesudah Shalat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak jam 06:00 AM hingga 07:45. Kedua, ketika hampir masuk waktu Zuhur hingga tergelincir matahari, atau kurang lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM. Waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang diharamkan untuk melaksanakan sholat, termasuk sholat sunnah dhuha.

Jam masuk kerja saudara yang fleksibel, sebenarnya merupakan satu keuntungan buat saudara, karena saudara dapat lebih mudah untuk berhati-hati dalam memilih waktu dhuha ini. Saudara dapat berangkat ke kantor lebih awal, usahakan agar dapat tiba dikantor pukul 7.45 atau 7.50 (sebelum jam 8.00). setibanya di kantor, saudara dapat melakukan sholat dhuha pada pukul 8.00-8.15 WIB di mushola kantor. Insya Allah dengan begini, saudara akan terhindar dari keragu-raguan mengenai waktu sholat dhuha yang telah saudara kerjakan dan juga telah mengambil langkah aman, karena jelas telah berada di luar waktu yang diharamkan. Demikian, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada kesalahan.
Wallahua’lam

1 komentar: